Pengertian Subnetting dalam Konteks LAN
Pendahuluan
Subnetting adalah teknik yang digunakan untuk membagi sebuah jaringan besar menjadi beberapa jaringan yang lebih kecil atau disebut subnet. Teknik ini sangat penting dalam pengelolaan jaringan LAN (Local Area Network) karena memungkinkan penggunaan IP address secara lebih efisien dan memudahkan pengelolaan trafik dalam jaringan. Dalam artikel ini, kita akan membahas pengertian subnetting, bagaimana cara kerjanya dalam konteks LAN, serta manfaat dan penerapannya.
Baca Juga : Mengabaikan Audit Struktur: Ancaman bagi Ketahanan dan Keamanan Bangunan
Apa Itu Subnetting?
Subnetting adalah proses pembagian suatu jaringan IP menjadi beberapa bagian yang lebih kecil. Jaringan yang lebih besar menggunakan alamat IP yang lebih luas untuk mencakup sejumlah besar perangkat. Namun, seringkali tidak semua perangkat di jaringan tersebut membutuhkan alamat IP secara langsung. Dengan subnetting, kita dapat membagi alamat IP yang lebih besar menjadi beberapa subnet kecil yang lebih mudah dikelola dan lebih efisien.
Dalam jaringan komputer, setiap perangkat yang terhubung ke jaringan membutuhkan alamat IP yang unik agar dapat saling berkomunikasi. IP address ini digunakan untuk mengidentifikasi perangkat di dalam jaringan. Subnetting memungkinkan administrator jaringan untuk membuat subnet, yakni bagian jaringan yang lebih kecil yang memiliki rentang alamat IP sendiri.
Informasi Lainnya : Manfaat Edukasi K3 untuk Produktivitas Konstruksi
Mengapa Subnetting Diperlukan dalam Jaringan LAN?
Subnetting sangat berguna dalam jaringan LAN untuk beberapa alasan:
Efisiensi Penggunaan Alamat IP: Subnetting memungkinkan pembagian alamat IP yang lebih efisien. Tanpa subnetting, alamat IP yang lebih besar akan dibagi secara merata ke seluruh perangkat dalam jaringan, bahkan jika beberapa perangkat tidak membutuhkan begitu banyak alamat IP. Subnetting memungkinkan pembagian alamat IP yang lebih sesuai dengan kebutuhan masing-masing subnet.
Manajemen Jaringan yang Lebih Baik: Dengan subnetting, administrator jaringan dapat memisahkan perangkat berdasarkan fungsi atau lokasi fisik, seperti memisahkan perangkat di departemen yang berbeda atau memisahkan perangkat yang digunakan untuk tujuan tertentu, seperti perangkat untuk server, printer, dan workstation.
Meningkatkan Keamanan: Dengan subnetting, jaringan dapat dipisahkan menjadi subnet yang lebih kecil. Hal ini membantu meningkatkan keamanan karena setiap subnet dapat dilindungi dengan firewall yang terpisah atau aturan akses yang lebih ketat, membatasi potensi akses yang tidak sah antar perangkat.
Mengurangi Lalu Lintas Jaringan: Subnetting membantu mengurangi lalu lintas yang tidak perlu di seluruh jaringan. Dengan memisahkan jaringan menjadi subnet-subnet yang lebih kecil, trafik hanya akan terkonsentrasi pada subnet yang relevan, bukan menyebar ke seluruh jaringan.
Cara Kerja Subnetting
Subnetting bekerja dengan memodifikasi alamat IP dan membagi ruang alamat menjadi beberapa subnet. Setiap alamat IP terdiri dari dua bagian utama: network portion dan host portion. Network portion menunjukkan jaringan yang bersangkutan, sementara host portion menunjukkan perangkat yang ada di dalam jaringan tersebut. Subnetting mengubah panjang network portion untuk membuat beberapa subnet yang lebih kecil.
Untuk memahami cara kerja subnetting, mari kita lihat contoh menggunakan alamat IP IPv4 yang umum digunakan dalam LAN:
- Alamat IP:
192.168.1.0
- Subnet Mask:
255.255.255.0
Alamat IP 192.168.1.0
adalah alamat jaringan yang digunakan untuk mengidentifikasi jaringan itu sendiri. Dengan subnet mask 255.255.255.0
, kita tahu bahwa 24 bit pertama dari alamat IP digunakan untuk network portion, sementara 8 bit sisanya digunakan untuk host portion. Dengan kata lain, subnet mask ini memungkinkan kita memiliki 256 alamat IP (dari 0 hingga 255) dalam jaringan ini.
Namun, jika kita ingin membagi jaringan ini menjadi beberapa subnet yang lebih kecil, kita bisa memodifikasi subnet mask untuk memperpanjang network portion, seperti berikut:
- Subnet Mask Baru:
255.255.255.192
(atau /26 dalam notasi CIDR)
Dengan subnet mask /26
, kita telah mengalokasikan 26 bit untuk network portion dan hanya 6 bit untuk host portion. Dengan cara ini, kita membagi jaringan menjadi 4 subnet yang lebih kecil, masing-masing memiliki 64 alamat IP. Subnetting seperti ini memungkinkan kita untuk lebih mengontrol alokasi alamat IP dan mengurangi pemborosan alamat yang tidak terpakai.
Notasi CIDR dan Pembagian Subnet
Selain menggunakan subnet mask biasa, subnetting juga dapat menggunakan notasi CIDR (Classless Inter-Domain Routing). Notasi CIDR lebih efisien dan fleksibel dalam membagi alamat IP karena memungkinkan penggunaan subnet mask dengan panjang bit yang lebih bervariasi. Sebagai contoh, /24
berarti subnet dengan 24 bit untuk network portion dan 8 bit untuk host portion.
Notasi CIDR memungkinkan pembagian subnet yang lebih presisi. Misalnya:
192.168.1.0/24
untuk jaringan dengan 256 alamat IP.192.168.1.0/25
untuk jaringan dengan 128 alamat IP.192.168.1.0/26
untuk jaringan dengan 64 alamat IP.
Manfaat Subnetting dalam Jaringan LAN
Pengelolaan Trafik Jaringan yang Lebih Baik: Subnetting membatasi ukuran broadcast domain. Dengan membagi jaringan besar menjadi subnet yang lebih kecil, broadcast traffic yang biasanya disiarkan ke seluruh jaringan hanya akan disebarkan dalam subnet tertentu, mengurangi kemacetan jaringan.
Peningkatan Keamanan: Pembagian jaringan menjadi beberapa subnet meningkatkan isolasi antar perangkat. Misalnya, perangkat yang sensitif atau penting dapat dipisahkan ke dalam subnet yang lebih aman dan hanya dapat diakses oleh pengguna atau perangkat tertentu.
Efisiensi IP Addressing: Subnetting mengurangi pemborosan alamat IP. Alih-alih memiliki satu jaringan besar dengan ribuan alamat IP yang tidak terpakai, subnetting memungkinkan administrator jaringan untuk menyesuaikan jumlah alamat IP yang dialokasikan sesuai kebutuhan.
Fleksibilitas dalam Pengelolaan Jaringan: Subnetting memberikan fleksibilitas untuk merancang jaringan LAN yang dapat diperluas dengan lebih mudah. Administrator jaringan dapat menambah atau mengurangi subnet sesuai kebutuhan jaringan tanpa mengganggu konfigurasi jaringan secara keseluruhan.
Contoh Penerapan Subnetting dalam LAN
Misalnya, sebuah perusahaan memiliki jaringan IP 192.168.0.0/24
dan membutuhkan 4 subnet untuk memisahkan departemen yang berbeda. Dalam kasus ini, perusahaan dapat menggunakan subnet mask /26
untuk membagi jaringan menjadi 4 subnet, masing-masing dengan 64 alamat IP.
Berikut adalah hasil pembagian subnet:
- Subnet 1:
192.168.0.0/26
(64 alamat IP) - Subnet 2:
192.168.0.64/26
(64 alamat IP) - Subnet 3:
192.168.0.128/26
(64 alamat IP) - Subnet 4:
192.168.0.192/26
(64 alamat IP)
Dengan cara ini, setiap departemen atau area dalam perusahaan bisa memiliki subnet sendiri-sendiri, meningkatkan manajemen jaringan dan mengurangi potensi masalah yang berkaitan dengan trafik jaringan.
Yuk Simak : Pendekatan ‘Deep Learning’ untuk Pendidikan Indonesia
Kesimpulan
Subnetting adalah teknik yang sangat penting dalam pengelolaan jaringan LAN, baik itu untuk organisasi besar maupun untuk penggunaan di rumah. Dengan membagi jaringan besar menjadi beberapa subnet yang lebih kecil, subnetting memungkinkan penggunaan alamat IP secara efisien, meningkatkan keamanan, dan memperbaiki pengelolaan trafik jaringan. Teknik ini memungkinkan administrator jaringan untuk mengatur dan mengelola konektivitas perangkat di dalam jaringan dengan lebih baik. Sebagai hasilnya, subnetting merupakan dasar dari pengelolaan jaringan LAN yang efektif dan dapat diandalkan.
Baca Juga Artikel Lainnya :
Inovasi Manajemen Konstruksi pada Proyek Infrastruktur Skala Besar
Studi Kasus: Keberhasilan Manajemen Konstruksi dalam Proyek Gedung Pencakar Langit
Macam-Macam Layanan Audit Struktur
Memahami Esensi Detail Engineering Design (DED) dalam Proses Perencanaan Proyek
Komentar
Posting Komentar